Sabtu, 20 Mei 2017

Nafas Ibadah di Pertokoan Haromain


Habib Abdullah bin Alwi Alhaddad berkata di dalam kitabnya Washoya Nafi'ah :
Jika engkau berhaji/umroh ke baitullah, wajib bagimu untuk mengosongkan niat hanya semata-mata untuk beribadah, mengagungkan syiar-syiar Allah, dan menziarohi kubur Nabi Muhammad SAW. 

Jangan sampai perjalananmu tercemari niat-niat lainnya. Seperti niat berjalan-jalan atau berdagang.

Kalau mau jujur, lumayan berat menjalankan itu semua. Berapa banyak di antara kita yang menyisipkan niat 'kulakan' dan 'balik modal' ketika ke Mekkah Madinah. Cobaannya juga luar biasa, karena kedua masjid itu dikelilingi dengan mal dan pasar yang menjajakan aneka barang yang seringkali tidak ada di negeri kita.

Habib Umar bin Hafidz bercerita sbb :
Sekitar 50 tahun yang lalu, sekeliling Masjid Nabawi dan Ka'bah masih dipenuhi nafas ibadah. Toko-toko dan perdagangan mereka tidak membuat mereka lalai dari Allah sama sekali. Di setiap toko dijumpai Alquran dan kitab sholawat 'Dalail Khoirot'. Jika datang waktu sholat, mereka bergegas masuk masjid dan sholat berjamaah. Toko dibiarkan begitu saja tanpa khawatir ada pencuri. Bahkan toko emas, hanya ditutup dengan kain saja...

Sedangkan saat ini banyak kita saksikan, pemilik toko dan pegawai toko sholat mengikuti jamaah di depan tokonya, tidak masuk ke dalam masjid. Ketika ditinggalkan, toko ditutup dengan pintu aluminium dan gembok. Pencuri dan pencopet di mana-mana...

Waktu antara maghrib dan isya, digunakan para pemilik toko untuk sibuk beribadah di Masjidil Harom. Sholat malam pun tak mereka tinggalkan. Mereka sibuk beri'tikaf hingga waktu isyroq tiba.

Ketika membuka toko dan pembeli pertama datang (pelaris istilahnya), mereka melayaninya. Jika pembeli kedua datang, maka mereka meminta si pembeli itu untuk berbelanja di toko sebelahnya. 'Kasihan, belum ada satu pun pembeli masuk ke tokonya.'

Bahkan kadangkala, mereka menjualkan barang dagangan 'tetangganya' sesuai dengan harga yang tertera. Lalu uangnya langsung dimasukkan ke laci kas milik tetangga.

Subhanallah, tidak ada persaingan, keinginan menjatuhkan, karena hati mereka jauh dari cinta dunia. Toko mereka yang berdampingan dengan haromain, menjadi sarana beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah.

Betapa indahnya kehidupan mereka. Dunia mereka dapatkan, akhirat pun mereka miliki. Itu semua karena niat-niat mereka yang solihah....