Jadikanlah kalimat tauhid 'lailahaillallah' sebagai wirid yang senantiasa kau baca. Sesungguhnya kalimat ini adalah ruh (pokok) dari segala dzikir, dan kepadanya kembali seluruh dzikir. Makna semua dzikir juga tercakup di dalam kalimat tauhid ini.
Jadi kalo nganggur dan bingung mau membaca dzikir apa, ambillah kalimat tauhid sebagai dzikir yang menemanimu sehari-hari. Sambil jalan ke sekolah, naik kendaraan, sebelum tidur, dll daripada sibuk melamun, mending 'cari pahala' dengan berdzikir lailahaillallah.
Habib Jakfar Alaydrus tiap hari wiridnya adalah kalimat Lailahaillallah sebanyak 70.000 kali.
Al Faqih Muqoddam tiap hari berdzikir 100.000 Lailahaillallah.
Habib Abdullah bin Husen bin Tohir tiap hari membaca 25.000 Lailahaillallah, 25.000 Ya Allah Ya Allah, dan 25.000 sholawat.
Para arif billah berkata :
أكثر من لا اله الا الله حتى تصير كلك لا اله الا الله
Artinya, "Perbanyak kalimat Lailahaillallah hingga tiap tarikan nafasmu dan tiap degup jantungmu menyatu dengan kalimat ini."
Habib Umar bin Hafidz berkisah :
Habib Abdulqodir bin Ahmad Assegaf Jeddah r.a. adalah termasuk seorang ulama yang suka melazimi dzikir lailahaillallah. Beberapa tahun sebelum wafat beliau ditimpa sakit keras hingga para dokter angkat tangan dan memvonis bahwa kematian beliau sudah dekat.
Anehnya, terdapat seorang dokter dari Sudan yang memeriksa detak jantung beliau. Detak jantungnya normal. Dan yang luar biasa, dengan kecanggihan alat modern, dokter tersebut berkata, "Jantung orang ini mengucap kalimat Lailahaillallah!"
Jasadnya memang lumpuh tak bergerak, alat-alat kedokteran tertempel di seluruh badannya, tak mampu diajak berkomunikasi.... namun hati dan jantungnya tak pernah lalai dari Allah! Dan beliau senantiasa berada di hadrotillah....
Keluarganya pun memutuskan membawa beliau pulang dan dirawat di rumah mengikuti saran seorang soleh. Si dokter berkata, "Jika kau lepas semua peralatan ini, maka aku pastikan umurnya berakhir." Hmm... umur manusia di tangan Allah, bukan di tangan dokter atau manusia siapapun.
Alat-alat kedokteran pun dilepas dari tubuhnya...seketika itu pula beliau membuka matanya dan bergerak. Ketika sampai di rumah, beliau berjalan, pulih kesehatannya, berkat dzikir yang beliau lazimi, berkat keagungan nama Allah yang telah menguasai seluruh hati dan jiwa raganya....
Mari kita agungkan nama Allah di hati kita. Kita hidupkan hati kita dengan senantiasa berdzikir kepadaNya, menyebut namaNya, mencintaiNya sepenuh hati... hingga diri kita menjiwai kalimat Lailahaillallah. Kita mengakhiri hidup kita dengan kalimat Lailahaillallah, Allah bangkitkan kita di hari kiamat dengan kalimat Lailahaillah dan di bawah bendera Lailahaillallah... Amin.
(Dikutip dari ceramah Habib Umar bin Hafidz dalam dars rouhah kitab Washoya An Nafi'ah)